• Latest Stories

      What is new?

    • Comments

      What They says?

Tari Barong & Kris

Tari Barong & Kris ini adalah salah satu tarian dari daerah Bali dimana tarian ini menggambarkan pertarungan antara "kebajikan" dan "kebatilan". Barong sendiri adalah binatang purbakala yang melukiskan kebajikan, sedangkan kebatilan diwakili oleh sosok Rangda yang merupakan bintang purbakala yang maha dahsyat.
Tarian ini juga mempunyai unsur mistik, seperti pada Debus dari Banten, dimana pemain-pemainnya dapat dirasuki oleh makhluk-makhluk halus, terutama pada adegan mereka berusaha untuk melukai diri sendiri. Oleh karena itu, ada seorang pemuka adat yang bertugas untuk menjaga mereka untuk kebal dan tidak melewati batas.
Jalan cerita Tarian Barong adalah seperti berikut:

Gending Pembukaan
Barong dan kera sedang berada didalam hutan yang lebat. Kemudian muncullah tiga orang yang bertopeng yang menggambarkan tiga orang yang sedang membuat tuak di tengah-tengah hutan, yang mana anaknya telah diduga dimakan oleh Barong. Ketiga orang itu sangat marah dan menyerang Barong itu dan dalam perkelahian ini hidung diantara salah seorang dari ketiga orang itu digigit oleh kera tadi.

Babak Pertama
Dua orang penari muncul dan mereka adalah pengikut-pengikut dari Rangda yang sedang mencari pengikut Dewi Kunti yang sedang dalam perjalanan untuk menemui patihnya.

Babak Kedua
Pengikut-pengikut Dewi Kunti tiba. Salah satu dari pengikut Rangda berubah rupa menjadi setan (semacam Rangda) dan memasukkan roh jahat kepada pengikut Dewi Kunti yang menyebabkan mereka bisa menjadi marah. Keduanya menemui Patih dan bersama-sama menghadap Kunti.

Babak Ketiga
Muncullah Dewi Kunti dan anaknya Sadewa dan Dewi Kunti telah berjanji kepada Rangda untuk menyerahkan Sadewa sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati mengorbankan anaknya Sadewa kepada Rangda tetapi setan (semacam Rangda) memasukkan roh jahat kepadanya yang menyebabkan Dewi Kunti bisa menjadi marah dan tetap berniat mengorbankan anaknya kepada patihnya untuk membuang Sadewa ke dalam hutan dan Patih inipun tidak luput dari kemasukan roh jahat oleh setan itu sehingga sang Patih dengan tanpa perasaan kemanusiaan menggiring Sadewa ke dalam hutan dan mengikatnya di muka istana sang Rangda.


Babak Keempat
Turunlah Dewa Siwa dan memberikan keabadian hidup kepada Sadewa dan kejadian ini tidak diketahui oleh Rangda. Kemudian datanglah Rangda untuk mengoyak-ngoyak dan membunuh Sadewa tetapi tidak dapat dibunuhnya karena kekebalan yang dianugerahkan oleh Dewa Siwa. Rangda menyerah kepada Sadewa dan memohon untuk diselamatkan agar dengan demikian dia bisa masuk sorga. Permintaan ini dipenuhi oleh Sadewa. Sang Rangda mendapat sorga.


Babak Kelima
Kalika salah seorang pengikut Rangda menghadap kepada Sadewa untuk diselamatkan juga tetapi ditolak oleh Sadewa. Penolakan ini menimbulkan perkelahian dan Kalika berubah rupa menjadi "babi hutan" dan didalam pertarungan antara Sadewa dan "babi hutan, Sadewa mendapat kemenangan. Kemudian Kalika (babi hutan) ini berubah menjadi "burung" tetapi tetap dapat dikalahkan. Dan akhirnya Kalika (burung) berubah rupa menjadi Rangda. Oleh karena saktinya Rangda ini, maka Sadewa tidak dapat membunuhnya dan akhirnya Sadewa berubah rupa menjadi Barong. Karena sama saktinya, maka pertarungan dan perkelahian ini berlangsung terus abadi, "kebajikan" melawan "kebatilan".

Kemudian muncullah pengikut-pengikut Barong yang masing-masing dengan kerisnya hendak menolong Barong dalam pertarungan melawan Rangda. Mereka ini semuanya tidak berhasil melumpuhkan kesaktian sang Rangda.


About Uong Jowo

Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.

No comments:

Leave a Reply


Top